Situasi semakin memanas menjelang pemilu 2014 dengan banyaknya isu-isu yang berbau SARA pun dijadikan komoditi politik. Apalagi dibeberapa media yang nota bene sebagai lawan politik pemerintah dengan cepat merespon dan menjadikannya sebagai headline berita setiap hari. Saya tidak akan menyebut media2 tsb, karena akan terkena delik hukum. Silahkan pembaca sendiri yang menilai media2 mana saja yang melakukan penghancuran sistimatis terhadap kinerja pemerintah. Mungkin ini bisa dibilang "serangan fajar" atau mencuri start supaya menang dalam pemilu nanti. Sebenarnya ini tidak adil karena media seharusnya tidak memihak golongan manapun tapi harus jadi moderator antara rakyat dengan pemerintah. Atau mungkin pemilik beberapa media itu memiliki ketakutan yang luar biasa akan kekalahannya di pemilu yang lalu terulang kembali. Sungguh picik pemimpin yg punya sifat demikian. Patutkah dijadikan pemimpin ?
Kamis, 17 Februari 2011
Beberapa media menjadikan isu-isu untuk menggulingkan pemerintahan
Situasi semakin memanas menjelang pemilu 2014 dengan banyaknya isu-isu yang berbau SARA pun dijadikan komoditi politik. Apalagi dibeberapa media yang nota bene sebagai lawan politik pemerintah dengan cepat merespon dan menjadikannya sebagai headline berita setiap hari. Saya tidak akan menyebut media2 tsb, karena akan terkena delik hukum. Silahkan pembaca sendiri yang menilai media2 mana saja yang melakukan penghancuran sistimatis terhadap kinerja pemerintah. Mungkin ini bisa dibilang "serangan fajar" atau mencuri start supaya menang dalam pemilu nanti. Sebenarnya ini tidak adil karena media seharusnya tidak memihak golongan manapun tapi harus jadi moderator antara rakyat dengan pemerintah. Atau mungkin pemilik beberapa media itu memiliki ketakutan yang luar biasa akan kekalahannya di pemilu yang lalu terulang kembali. Sungguh picik pemimpin yg punya sifat demikian. Patutkah dijadikan pemimpin ?
Selasa, 15 Februari 2011
Ahmadiyah dan provokasi Imperialis
Tidak banyak umat Islam yang
paham kenapa Jamaah
Ahmadiyah dikecam dan markas
atau tempat ibadahnya diobrak-
abrik. SKB 3 Menteri yang terbit
2008 lalu sebenarnya sudah
menegaskan bahwa Jamaah
Ahmadiyah dilarang menyebarkan
ajarannnya dan melakukan
kegiatan, sementara umat Islam
yang lain juga harus menjaga diri
dan tidak bertindak anarkis
terkait dengan Jamaat
Ahmadiyah ini. Ternyata pihak
Jamaah Ahmadiyah tidak
mematuhi SKB tersebut,
terutama yang terjadi baru-baru
ini di Cikeusik Pandeglang Banten,
karena tetap melakukan
kegiatan secara ekslusif dan
tidak mau mengindahkan nasehat
masyarakat setempat, bahkan
sengaja mendatangkan
anggotanya dari luar Pandeglang
untuk melakukan kegiatan.
Sebenarnya akumulasi
kemarahan umat di Pandeglang
bukan hanya karena Jamaah
Ahmadiyah tidak mematuhi SKB,
tapi penyimpangan dan penodaan
agama yang dilakukan Jamaah
Ahmadiyah memang sudah luar
biasa. Ada baiknya diungkapkan
disini kenapa Jemaah Ahmadiyah
ini dikecam. Ahmadiyah didirikan
di Kota Qadian India oleh Mirza
Ghulam Ahmad tanggal 23 Maret
1889. Dalam perkembangannya
Ahmadiyah terpecah menjadi dua
aliran, yaitu Ahmadiyah Qadian
dan Ahmadiyah Lahore.
Ahmadiyah Qadian menyebut
alirannya Jamaah Ahmadiyah,
sedangkan Ahmadiah Lahore
menyebut dirinya Gerakan
Ahmadiyah. Ahmadiyah Qadian
berkeyakinan bahwa Mirza
Ghulam Ahmad adalah seorang
nabi, sedangkan Ahmadiyah
Lahore berpendapat Ghulam
Ahmad adalah seorang mujaddid
(pembaharu).
Ahmadiyah masuk ke Indonesia
pada tahun 1925 di daerah
Tapak Tuan Pantai Barat Aceh
melalui muballigh Maulana Rahmad
Ali dan terdaftar sebagai Jamaah
Ahmadiyah Indonesia yang
berbadan hukum berdasarkan
Penetapan Kementerian
Kehakiman RI No : JA.5/23/13
tanggal 13 Maret 1953, dimana
terdaftar sebagai suatu
organisasi tetapi bukan sebagai
aliran atau paham keagamaan,
sesuai dengan tugas dan
kewenangan Kementerian
Kehakiman. Ditinjau dari
ajaran Islam jelas Ahmadiyah
Qadian ini sudah keluar dari jalur
ajaran Islam yang sebenarnya.
Karena mereka mengakui Mirza
Ghulam Ahmad sebagai nabi, dan
memiliki kitab suci tambahan
yaitu Tazkirah. Kitab tersebut
mencampur adukkan perkataan
Ghulam Ahmad dengan ayat –
ayat Al Quran.
Perlu dipahami bahwa apa yang
dilakukan oleh Ghulam Ahmad ini
adalah suatu skenario besar
yang berhasil dilakukan oleh
imperialis Inggris sebagai penjajah
India waktu itu. Para komandan
dan pemimpin Inggris berkumpul
di London dan menggagas
berbagai rencana untuk melawan
Islam. Mereka mengkaji bahwa
tidak ada kekuatan di dunia ini
yang bisa menandingi Inggris
kecuali Islam. Maka untuk
mendukung kekuatan imparialis,
kekuatan Islam harus dipecah
belah. Caranya bukan menyerang
Islam, tetapi dengan mendirikan
aliran sesat yang mampu
merusak pondasi Islam, sehingga
Islam menjadi lemah.
Kemudian Inggris melakukan
riset, akhirnya ditemukanlah
orang yang sangat berpengaruh
sebagai antek atau kaki tangan
Inggris, yaitu Mirza Ghulam
Ahmad yang lahir di Pujab Desa
Qadian pada tahun 1839 M. Pada
awalnya Mirza Ghulam Ahmad
berdakwah sebagaimana para
muballigh yang lain, sehingga
berkumpullah orang-orang
sekelilingnya. Selanjutnya dia
mengatakan bahwa dirinya
adalah mujaddid (pembaharu).
Pada tahap berikutnya dia
mengklaim dirinya sebagai Mahdi
Almuntazhar dan Masih Al Maud.
Lalu setelah itu mengaku sebagai
nabi dan menyatakan bahwa
kenabiannya lebih tinggi dan
agung dari kenabian Muhammad
Saw. Pemikirannnya dituangkan
dalam beberapa buku , kitab dan
bulletin. Diatanra kitab
terpenting yang ditulisnya adalah
Izatul Auham, I’jaz Ahmadi,
Barohin Ahmadiah, Anwarul Islam,
I’jazul Masih, At Tabligh dan
Tajilat Ialhiah. Keanehan ajaran
nabi palsu ini antara lain
mengatakan bahwa Allah
berpuasa dan melaksanakan
shalat, tidur dan mendengkur,
menulis dan menyetempel,
melakukan kesalahan dan
berjimak. Mirza menyatakan
dirinya menerima wahyu melalui
malaikat Jibril. Seluruh orang
Islam menurutnya adalah kafir,
kecuali yang mau bergabung
dengan Ahmadiyah.
Hal lain yang sangat
kontroversial ajaran Ahmadiyah
Qadiah ini adalah menghapus
kewajiban jihad melawan
penjajah (Inggris) dan harus
tunduk kepada Inggris.
Ahmadiyah juga meniadakan
ibadah haji ke Makkah dan
menggantikannya dengan berhaji
ke Qadian. Banyak lagi ajaran
Mirza Ghulam Ahmad yang aneh-
aneh yang tidak dapat diungkap
semua pada tulisan ini.
Ketika ajaran Ahmadiyah Qadian
ini mulai meresahkan, pada tahun
1908 M seorang Ulama India
bernama Syaikh Abdul Wafa’
yang juga pemimpin Jamiah Ahlul
Hadits, melakukan perdebatan
dengan Mirza Ghulam Ahmad dan
menyingkap keburukan Mirza dan
kedok yang tersembunyi, baik
kekufuran dan penyimpangan
ajarannya. Namun Mirza tetap
ngotot mempertahankan
ajarannya, maka Syaikh Abdul
Wafa’ mengajak bermubahalah
(berdoa bersama), dengan
permohonan siapa yang berdusta
diantara mereka Allah segera
mematikan atau menjemput
ajalnya. Tidak lama setelah
bermubahalah itu beberapa hari
kemudian Mirza Ghulam Ahmad
terserang penyakit kolera dan
meninggal dunia. Pada Rabiul Awal
1394 H, bertepatan April 1974 M,
dilakukan Muktamar Besar
Rabithah Alam Islami di Makkah,
yang dihadiri tokoh Islam seluruh
dunia, hasil mukatamar itu
memutuskan bahwa “Ahmadiyah
Qadian ini adalah kufur dan
keluar dari ajaran Islam.”
Dengan kejadian di Pandeglang
beberapa hari lalu, mungkin
diantara masyarakat menilai dari
segi pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) dan Pemerintah
serta Kepolisian dianggap
lamban dan tidak tanggap.
Sementara itu ada yang
mengatakan bahwa Pemerintah
gagal melindungi warganya.
Pendapat ini tentu ada
benarnya, tetapi mari kita juga
mencermati akar
permasalahannya yang
sebenarnya, seperti yang penulis
paparkan diatas. Maka
alternatif yang harus dipilih
adalah jika Pemerintah memang
ingin menjadikan kehidupan
beragama dan berbangsa ini
hidup rukun dan harmonmis,
maka satu-satunya jalan yang
ditempuh adalah membubarkan
Jamaah Ahmadiyah, dan melarang
tegas menyiarkan ajarannya.
Atau jika Jamaah Ahmadiyah
tidak dibubarkan, sebaiknya
Jamaah Ahmadiyah menyebut
dirinya bukan Islam dan membuat
agama tersendiri.
Judul asli : Mengapa Jamaah Ahmadiyah Dikecam?
Diambil dari : Pontianakpost.com
Oleh : Rasmi Sattar ( penulis adalah dosen di STAIN Pontianak ).
Senin, 14 Februari 2011
Tentang ahmadiyah
Banyak Kerusuhan, Presiden
Harus Jewer Menteri Agama
Andi Saputra : detikNews
detikcom - Jakarta,
Kekerasan yang berulang kali
terjadi harus segera disudahi.
Oleh karenanya, Presiden harus
menegur keras bawahannya
yang malah ikut menyulut
kekerasan yang timbul
belakangan ini.
"Menag jangan buat pernyataan
merestui kekerasan. Presiden
harus tegur. Jewer telinganya.
Kamu itu pejabat publik, bukan
pejabat agama," kata Sosiolog
UI, Thamrin Tamagola, dalam
diskusi di Resto Warung Daun,
Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat,
Sabtu, (12/2/2011).
Menurut Thamrin di dalam
konstitusi tidak jelas, negara
Indonesia negara sekuler atau
agama. Akhirnya terjadilan
negara bukan-bukaan seperti
sekarang ini. "Masalah agama
tidak bisa diatur dengan SKB.
Itu terlalu mendasar. Harus
dibuat UU yang yang melindungi
minoritas," tandas Thamrin.
Lebih lanjut, Thamrin meminta
masyarakat menilai secara fair
terhadap Ahmadiyah. Dia
mencontohkan pemenang nobel
fisika pertama dari Islam adalah
orang Pakistan Ahmadiyah.
Pembangun gereja terbesar di
Spanyol pasca perang salib juga
Ahmadiyah.
"Dalam Islam, berlomba-lombalah
dalam mencari kebaikan.
Bubarkan kelompok picik,
jahiliah, sinting tersebut,"
tandas Thamrin.
Sumber : detik.com
Baca juga : Ahmadiyyah dan provokasi Imperialis
Indonesia Military
Military branches: Indonesian Armed Forces
(Tentara Nasional Indonesia, TNI):
Army (TNI-Angkatan Darat (TNI-
AD)), Navy (TNI-Angkatan Laut
(TNI-AL); includes marines, naval
air arm), Air Force (TNI-Angkatan
Udara (TNI-AU)), National Air
Defense Command (Kommando
Pertahanan Udara Nasional
(Kohanudnas)) (2009)
Military service age and
obligation: 18 years of age for selective
compulsory and voluntary
military service; 2-year conscript
service obligation, with reserve
obligation to age 45 (officers);
Indonesian citizens only (2008)
Manpower available for
military service: males age 16-49: 63,800,825
females age 16-49: 61,729,717
(2008 est.)
Manpower fit for military
service: males age 16-49: 52,997,922
females age 16-49: 52,503,046 (2009 est.)
Source: CIA - The World Factbook.
Tags : About indonesia info.
Category : History, Geography, People, Government, Economy, Communications, Transportations, Military.
Indonesia Transportation
Airports: 683 (2009) country comparison
to the world: 10
Airports (paved runways): total: 164 over 3,047 m: 4 2,438
to 3,047 m: 18 1,524 to 2,437 m:
51 914 to 1,523 m: 56 under 914
m: 35 (2009)
Airports (unpaved runways): total: 519 1,524 to 2,437 m: 5
914 to 1,523 m: 25 under 914 m:
489 (2009)
Heliports: 36 (2009)
Pipelines: condensate 735 km; condensate/
gas 73 km; gas 5,797 km; oil
5,721 km; oil/gas/water 12 km;
refined products 1,370 km;
water 44 km (2008)
Railways: total: 8,529 km narrow gauge:
8,529 km 1.067-m gauge (565 km
electrified) (2008)
Roadways: total: 391,009 km paved: 216,714
km unpaved: 174,295 km (2005)
Waterways: 21,579 km (2008)
Merchant marine: total: 971 by type: bulk carrier
54, cargo 514, chemical tanker
35, container 80, liquefied gas 7,
passenger 44, passenger/cargo
68, petroleum tanker 143,
refrigerated cargo 2, roll on/roll
off 10, specialized tanker 10,
vehicle carrier 4 foreign-owned:
43 (China 2, France 1, Germany
1, Japan 6, Norway 1, Philippines
1, Singapore 27, Taiwan 2, UAE 2)
registered in other countries:
114 (Bahamas 2, Cambodia 2,
China 1, Hong Kong 7, Liberia 2,
Mongolia 1, Panama 31,
Singapore 66, unknown 2) (2008)
Ports and terminals: Banjarmasin, Belawan, Ciwandan,
Kotabaru, Krueg Geukueh,
Palembang, Panjang, Sungai
Pakning, Tanjung Perak, Tanjung Priok.
Source: CIA - The World Factbook.
Tags : About indonesia info.
Category : History, Geography, People, Government, Economy, Communications, Transportations, Military.
Indonesia Communications Tool
Telephones in use: 30.378 million (2008) country
comparison to the world: 10
Cellular Phones in use: 140.578 million (2008)
Telephone system: general assessment: domestic
service fair, international service
good domestic: interisland
microwave system and HF radio
police net; domestic satellite
communications system;
coverage provided by existing
network has been expanded by
use of over 200,000 telephone
kiosks many located in remote
areas; mobile cellular
subscribership growing rapidly
international: country code - 62;
landing point for both the SEA-
ME-WE-3 and SEA-ME-WE-4
submarine cable networks that
provide links throughout Asia,
the Middle East, and Europe;
satellite earth stations - 2
Intelsat (1 Indian Ocean and 1
Pacific Ocean)
Radio broadcast stations: AM 678, FM 43, shortwave 82
(1998)
Television broadcast
stations: 54 local TV stations (11 national
TV networks; each with its group
of local transmitters) (2006)
Internet country code: .id
Internet hosts: 865,309 (2009)
Internet users: 30 million (2008).
Economy Indonesia
Economy
Indonesia, a vast polyglot nation,
has weathered the global
financial crisis relatively smoothly
because of its heavy reliance on
domestic consumption as the
driver of economic growth.
Although the economy slowed
significantly from the 6%-plus
growth rate recorded in 2007
and 2008, expanding at 4% in
the first half of 2009, Indonesia
outperformed its regional
neighbors and joined China and
India as the only G20 members
posting growth during the crisis.
The government used fiscal
stimulus measures and monetary
policy to counter the effects of
the crisis and offered cash
transfers to poor families; in
addition, campaign spending in
advance of legislative and
presidential elections in April and
July helped buoy consumption.
The government made economic
advances under the first
administration of President
YUDHOYONO, introducing
significant reforms in the
financial sector, including tax and
customs reforms, the use of
Treasury bills, and capital market
development and supervision.
Indonesia's debt-to-GDP ratio in
recent years has declined
steadily because of increasingly
robust GDP growth and sound
fiscal stewardship. Indonesia still
struggles with poverty and
unemployment, inadequate
infrastructure, corruption, a
complex regulatory environment,
and unequal resource
distribution among regions.
YUDHOYONO's reelection, with
respected economist BOEDIONO as
his vice president, suggests
broad continuity of economic
policy, although the start of
their term has been marred by
corruption scandals. The
government in 2010 faces the
ongoing challenge of improving
Indonesia's insufficient
infrastructure to remove
impediments to economic growth,
while addressing climate change
mitigation and adaptation needs,
particularly with regard to
conserving Indonesia's forests
and peatlands.
GDP (purchasing power
parity): GDP (purchasing power parity):
$968.5 billion (2009 est.) $927.7
billion (2008 est.) $874.4 billion
(2007 est.) note: data are in
2009 US dollars
GDP (official exchange rate): GDP (official exchange rate):
$514.9 billion (2009 est.)
GDP - real growth rate: 4.4% (2009 est.) 6.1% (2008 est.)
6.3% (2007 est.)
GDP - per capita (PPP): GDP - per capita (PPP): $4,000
(2009 est.) $3,900 (2008 est.)
$3,700 (2007 est.) note: data
are in 2009 US dollars
GDP - composition by sector: agriculture: 14.4% industry: 47.1%
services: 38.5% (2009 est.)
Labor force: 113.3 million (2009 est.)
Labor force - by occupation: agriculture: 42.1% industry: 18.6%
services: 39.3% (2006 est.)
Unemployment rate: 7.7% (2009 est.) 8.4% (2008 est.)
Population below poverty
line: 17.8% (2006)
Household income or
consumption by percentage
share: lowest 10%: 3% highest 10%:
32.3% (2005)
Distribution of family
income - Gini index: 39.4 (2005) 37 (2001)
Inflation rate (consumer
prices): Inflation rate (consumer prices):
5% (2009 est.) 9.9% (2008 est.)
Investment (gross fixed): Investment (gross fixed): 27.1%
of GDP (2009 est.)
Budget: revenues: $83.77 billion
expenditures: $97.24 billion (2009
est.)
Public debt: 29.8% of GDP (2009 est.) 29.3%
of GDP (2008 est.)
Agriculture - products: rice, cassava (tapioca), peanuts,
rubber, cocoa, coffee, palm oil,
copra; poultry, beef, pork, eggs
Industries: petroleum and natural gas,
textiles, apparel, footwear,
mining, cement, chemical
fertilizers, plywood, rubber, food,
tourism
Industrial production growth
rate: 2% (2009 est.)
Electricity - production: 134.4 billion kWh (2007 est.)
Electricity - consumption: 119.3 billion kWh (2007 est.)
Electricity - exports: 0 kWh (2008 est.)
Electricity - imports: 0 kWh (2008 est.)
Oil - production: 1.051 million bbl/day (2008 est.)
Oil - consumption: 1.564 million bbl/day (2008 est.)
Oil - exports: 85,000 bbl/day (2008 est.)
Oil - imports: 671,000 bbl/day (2007 est.)
Oil - proved reserves: 3.99 billion bbl (1 January 2009
est.)
Natural gas - production: 70 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - consumption: 36.5 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - exports: 33.5 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - imports: 0 cu m (2008 est.)
Natural gas - proved
reserves: 3.001 trillion cu m (1 January
2009 est.)
Current account balance: $10.7 billion (2009 est.) $604
million (2008 est.)
Exports: $115.6 billion (2009 est.) $139.3
billion (2008 est.)
Exports - commodities: oil and gas, electrical appliances,
plywood, textiles, rubber
Exports - partners: Japan 20.2%, US 9.5%, Singapore
9.4%, China 8.5%, South Korea
6.7%, India 5.2%, Malaysia 4.7%
(2008)
Imports: $86.6 billion (2009 est.) $116
billion (2008 est.)
Imports - commodities: machinery and equipment,
chemicals, fuels, foodstuffs
Imports - partners: Singapore 16.9%, China 11.8%,
Japan 11.7%, Malaysia 6.9%, US
6.1%, South Korea 5.4%, Thailand
4.9% (2008)
Reserves of foreign
exchange and gold: $62.59 billion (31 December 2009
est.) $51.64 billion (31 December
2008 est.)
Debt - external: $150.7 billion (31 December 2009
est.) $155.1 billion (31 December
2008 est.)
Stock of direct foreign
investment - at home: $73.02 billion (31 December 2009
est.) $67.3 billion (31 December
2008 est.)
Stock of direct foreign
investment - abroad: $10.51 billion (31 December 2009
est.) $6.656 billion (31 December
2008 est.)
Market value of publicly
traded shares: $98.76 billion (31 December 2008)
$211.7 billion (31 December 2007)
$138.9 billion (31 December 2006)
Exchange rates: Indonesian rupiah (IDR) per US
dollar - 10,399.2 (2009), 9,698.9
(2008), 9,143 (2007), 9,159.3
(2006), 9,704.7 (2005)
Indonesian Government
Country name: conventional long form: Republic
of Indonesia conventional short
form: Indonesia local long form:
Republik Indonesia local short
form: Indonesia former:
Netherlands East Indies, Dutch
East Indies
Government type: republic
Capital: name: Jakarta geographic
coordinates: 6 10 S, 106 49 E
time difference: UTC+7 (12 hours
ahead of Washington, DC during
Standard Time) note: Indonesia is
divided into three time zones
Administrative divisions: 30 provinces (provinsi-provinsi,
singular - provinsi), 2 special
regions* (daerah-daerah
istimewa, singular - daerah
istimewa), and 1 special capital
city district** (daerah khusus
ibukota); Aceh*, Bali, Banten,
Bengkulu, Gorontalo, Jakarta
Raya**, Jambi, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, Kepulauan Bangka
Belitung, Kepulauan Riau,
Lampung, Maluku, Maluku Utara,
Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Papua, Papua
Barat, Riau, Sulawesi Barat,
Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Sumatera
Utara, Yogyakarta* note:
following the implementation of
decentralization beginning on 1
January 2001, the 465 regencies
and municipalities have become
the key administrative units
responsible for providing most
government services
Independence: 17 August 1945 (declared); 27
December 1949 (by the
Netherlands) note: in August
2005, the Netherlands
announced it recognized de facto
Indonesian independence on 17
August 1945
National holiday: Independence Day, 17 August
(1945)
Constitution: August 1945; abrogated by
Federal Constitution of 1949 and
Provisional Constitution of 1950,
restored 5 July 1959; series of
amendments concluded in 2002
Legal system: based on Roman-Dutch law,
substantially modified by
indigenous concepts and by new
criminal procedures and election
codes; has not accepted
compulsory ICJ jurisdiction
Suffrage: 17 years of age; universal and
married persons regardless of
age
Executive branch: chief of state: President Susilo
Bambang YUDHOYONO (since 20
October 2004); Vice President
BOEDIONO (since 20 October
2009); note - the president is
both the chief of state and head
of government head of
government: President Susilo
Bambang YUDHOYONO (since 20
October 2004); Vice President
BOEDIONO (since 20 October 2009)
cabinet: Cabinet appointed by
the president elections:
president and vice president are
elected for five-year terms
(eligible for a second term) by
direct vote of the citizenry; last
held on 8 July 2009 (next to be
held in 2014) election results:
Susilo Bambang YUDHOYONO
elected president; percent of
vote - Susilo Bambang
YUDHOYONO 60.8%, MEGAWATI
Sukarnoputri 26.8%, Jusuf KALLA
12.4%
Legislative branch: People's Consultative Assembly
(Majelis Permusyawaratan
Rakyat or MPR) is the upper
house, consists of members of
DPR and DPD, has role in
inaugurating and impeaching the
president and in amending the
constitution, does not formulate
national policy; House of
Representatives or Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) (560
seats, members elected to serve
five-year terms), formulates and
passes legislation at the national
level; House of Regional
Representatives (Dewan
Perwakilan Daerah or DPD),
constitutionally mandated role
includes providing legislative
input to DPR on issues affecting
regions elections: last held 9 April
2009 (next to be held in 2014)
election results: percent of vote
by party - PD 20.9%, GOLKAR
14.5%, PDI-P 14.0%, PKS 7.9%,
PAN 6.0%, PPP 5.3%, PKB 4.9%,
GERINDRA 4.5%, HANURA 3.8%,
others 18.2%; seats by party -
PD 148, GOLKAR 107, PDI-P 94,
PKS 57, PAN 46, PPP 37, PKB 28,
GERINDRA 26, HANURA 17 note: 29
other parties received less than
2.5% of the vote so did not
obtain any seats; because of
election rules, the number of
seats won does not always
follow the percentage of votes
received by parties
Judicial branch: Supreme Court or Mahkamah
Agung is the final court of appeal
but does not have the power of
judicial review (justices are
appointed by the president from
a list of candidates selected by
the legislature); in March 2004
the Supreme Court assumed
administrative and financial
responsibility for the lower court
system from the Ministry of
Justice and Human Rights;
Constitutional Court or
Mahkamah Konstitusi (invested
by the president on 16 August
2003) has the power of judicial
review, jurisdiction over the
results of a general election, and
reviews actions to dismiss a
president from office; Labor
Court under supervision of
Supreme Court began functioning
in January 2006; the Anti-
Corruption Court has jurisdiction
over corruption cases brought
by the independent Corruption
Eradication Commission
Political parties and leaders: Democrat Party or PD [Hadi
UTOMO]; Functional Groups Party
or GOLKAR [Aburizal BAKRIE];
Great Indonesia Movement Party
or GERINDRA [SUHARDI]; Indonesia
Democratic Party-Struggle or
PDI-P [MEGAWATI Sukarnoputri];
National Awakening Party or PKB
[Muhaiman ISKANDAR]; National
Mandate Party or PAN [Sutrisno
BACHIR]; People's Conscience
Party or HANURA [WIRANTO];
Prosperous Justice Party or PKS
[Luthfi Hasan SHAQ]; United
Development Party or PPP
[Suryadharma ALI]
Political pressure groups
and leaders: Commission for the "Disappeared"
and Victims of Violence or
KontraS; Indonesia Corruption
Watch or ICW; Indonesian Forum
for the Environment or WALHI;
Islamic Defenders Front or FPI;
People's Democracy Fortress or
Bendera
International organization
participation: ADB, APEC, APT, ARF, ASEAN, BIS,
CICA (observer), CP, EAS, FAO,
G-15, G-20, G-77, IAEA, IBRD, ICAO,
ICC, ICRM, IDA, IDB, IFAD, IFC, IFRCS,
IHO, ILO, IMF, IMO, IMSO, Interpol,
IOC, IOM (observer), IPU, ISO, ITSO,
ITU, ITUC, MIGA, MONUC, NAM, OIC,
OPCW, PIF (partner), UN, UNAMID,
UNCTAD, UNESCO, UNIDO, UNIFIL,
UNMIL, UNMIS, UNWTO, UPU, WCL,
WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO, WTO
Diplomatic representation in
the US: chief of mission: Ambassador
SUDJADNAN Parnohadiningrat
chancery: 2020 Massachusetts
Avenue NW, Washington, DC
20036 telephone: [1] (202)
775-5200 FAX: [1] (202) 775-5365
consulate(s) general: Chicago,
Houston, Los Angeles, New York,
San Francisco
Diplomatic representation
from the US: chief of mission: Ambassador
Cameron R. HUME embassy: Jalan
1 Medan Merdeka Selatan 4-5,
Jakarta 10110 mailing address:
Unit 8129, Box 1, FPO AP 96520
telephone: [62] (21) 3435-9000
FAX: [62] (21) 3435-9922
consulate(s) general: Surabaya
Indonesian people
Population: 240,271,522 (July 2009 est.)
country comparison to the world:
4
Age structure: 0-14 years: 28.1% (male
34,337,341/female 33,162,207)
15-64 years: 66% (male
79,549,569/female 78,918,321)
65 years and over: 6% (male
6,335,208/female 7,968,876)
(2009 est.)
Median age: total: 27.6 years male: 27.1 years
female: 28.1 years (2009 est.)
Population growth rate: 1.136% (2009 est.)
Birth rate: 18.84 births/1,000 population
(2009 est.)
Death rate: 6.25 deaths/1,000 population
(July 2009 est.)
Net migration rate: -1.24 migrant(s)/1,000 population
(2009 est.)
Sex ratio: at birth: 1.05 male(s)/female
under 15 years: 1.03 male(s)/
female 15-64 years: 1.01 male(s)/
female 65 years and over: 0.8
male(s)/female total population: 1
male(s)/female (2009 est.)
Infant mortality rate: total: 29.97 deaths/1,000 live
births male: 34.93 deaths/1,000
live births female: 24.77
deaths/1,000 live births (2009
est.)
Life expectancy at birth: total population: 70.76 years
male: 68.26 years female: 73.38
years (2009 est.)
Total fertility rate: 2.31 children born/woman (2009
est.)
HIV/AIDS - adult prevalence
rate: 0.2% (2007 est.)
HIV/AIDS - people living with
HIV/AIDS: 270,000 (2007 est.)
HIV/AIDS - deaths: 8,700 (2007 est.)
Nationality: noun: Indonesian(s) adjective:
Indonesian
Ethnic groups: Javanese 40.6%, Sundanese 15%,
Madurese 3.3%, Minangkabau
2.7%, Betawi 2.4%, Bugis 2.4%,
Banten 2%, Banjar 1.7%, other
or unspecified 29.9% (2000
census)
Religions: Muslim 86.1%, Protestant 5.7%,
Roman Catholic 3%, Hindu 1.8%,
other or unspecified 3.4% (2000
census)
Languages: Bahasa Indonesia (official,
modified form of Malay), English,
Dutch, local dialects (the most
widely spoken of which is
Javanese)
Literacy: definition: age 15 and over can
read and write total population:
90.4% male: 94% female: 86.8%
(2004 est.)
Geography of Indonesia
Archipelago of 17,508 islands
(6,000 inhabited); straddles
equator; strategic location
astride or along major sea lanes
from Indian Ocean to Pacific
Ocean
Location: Southeastern Asia, archipelago
between the Indian Ocean and
the Pacific Ocean
Geographic coordinates: 5 00 S, 120 00 E
Area: total: 1,904,569 sq km land:
1,811,569 sq km water: 93,000
sq km
Size comparison: slightly less
than three times the size of
Texas
Land Boundaries: total: 2,830 km border countries:
Timor-Leste 228 km, Malaysia
1,782 km, Papua New Guinea 820
km
Coastline: 54,716 km
Maritime claims: measured from claimed
archipelagic straight baselines
territorial sea: 12 nm exclusive
economic zone: 200 nm
Climate: tropical; hot, humid; more
moderate in highlands
Terrain: mostly coastal lowlands; larger
islands have interior mountains
Elevation extremes: lowest point: Indian Ocean 0 m
highest point: Puncak Jaya 5,030
m
Natural resources: petroleum, tin, natural gas,
nickel, timber, bauxite, copper,
fertile soils, coal, gold, silver
Land use: arable land: 11.03% permanent
crops: 7.04% other: 81.93%
(2005)
Irrigated land: 45,000 sq km (2003)
Natural hazards: occasional floods; severe
droughts; tsunamis;
earthquakes; volcanoes; forest
fires
Current Environment Issues: deforestation; water pollution
from industrial wastes, sewage;
air pollution in urban areas;
smoke and haze from forest
fires
International Environment
Agreements: party to: Biodiversity, Climate
Change, Climate Change-Kyoto
Protocol, Desertification,
Endangered Species, Hazardous
Wastes, Law of the Sea, Ozone
Layer Protection, Ship Pollution,
Tropical Timber 83, Tropical
Timber 94, Wetlands signed, but
not ratified: Marine Life
Conservation
History of Indonesia
The Dutch began to colonize
Indonesia in the early 17th
century; Japan occupied the
islands from 1942 to 1945.
Indonesia declared its
independence after Japan's
surrender, but it required four
years of intermittent
negotiations, recurring hostilities,
and UN mediation before the
Netherlands agreed to transfer
sovereignty in 1949. Indonesia's
first free parliamentary election
after decades of repressive rule
took place in 1999. Indonesia is
now the world's third-largest
democracy, the world's largest
archipelagic state, and home to
the world's largest Muslim
population. Current issues
include: alleviating poverty,
improving education, preventing
terrorism, consolidating
democracy after four decades of
authoritarianism, implementing
economic and financial reforms,
stemming corruption, holding the
military and police accountable
for past human rights violations,
addressing climate change, and
controlling avian influenza. In
2005, Indonesia reached a
historic peace agreement with
armed separatists in Aceh, which
led to democratic elections in
Aceh in December 2006. Indonesia
continues to face a low intensity
separatist movement in Papua.
Jumat, 04 Februari 2011
Aplikasi penyadap sms
Saat ini salah satu software yang bisa dipergunakan untuk menyadap SMS orang lain, adalah Anywhere v 1.0, untuk melihat tipe-tipe ponsel yang bisa ditempeli software aplikasi ini maka selengkapnya silahkan anda kunjungi di My-Symbian.com. Aplikasi Anywhere v 1 tipenya termasuk .sis (smsanywherelite.sis), dan tidak mendukung GUI (Graphic User Interface). Artinya, apabila setelah instalasi aplikasi tersebut maka tidak akan tampak atau terlihat pada ponsel (tidak kelihatan iconnya). Justru disinilah letak intinya, karena menyusup, dan menyelenap. Setelah anda melakukan download aplikasi tersebut ke PC, lalu silahkan lakukan transfer aplikasi tersebut ( bisa melalui perangkat: infra merah, bluetooth, kabel data, atau card reader) ke ponsel target / sasaran orang yang ingin Anda sadap SMS-nya. Sebelumnya silahkan set dahulu password- nya (maksimal 8 karakter, misalnya: 12345678). Setelah instal diponsel maka akan hilang sendiri iconnya. Selanjutnya bagaimanakah cara untuk mengaktifkan aplikasi ini agar dapat menjalankan tugas rahasia untuk menyadap SMS, urainnya sebagai berikut :
1. Cara mengaktifkan aplikasi ini pada ponsel sasaran dapat dilakukan dengan cara mengirim SMS lewat handphone target dengan mengetik SA(spasi) (password)(spasi)ON. Contoh : SA 12345678 ON. (misalkan anda pura-pura pinjam untuk sms). Kemudian SMS tersebut kirimkan nomor ponsel milik Anda. Untuk menonaktifkan aplikasi caranya dengan ketik SA(spasi) (password)(spasi)OFF. Contoh : SA 12345678 OFF. Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda.
2. Cara untuk meneruskan SMS yang masuk pada kotak masuk sasaran menuju ponsel Anda, caranya dengan mengirim SMS lewat ponsel sasaran dengan mengetik SA(spasi)(password) (spasi)R1. Contoh : SA 12345678 R1. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda. Untuk menonaktifkan fasilitas meneruskan SMS, silahkan ketik SA(spasi)(password)(spasi)R0. Contoh : SA 12345678 R0. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda.
3. Untuk meneruskan SMS yang keluar dari ponsel sasaran menuju ke ponsel Anda, caranya dengan mengirim SMS lewat ponsel sasaran dengan mengetik SA(spasi)(password)(spasi)S1. Contoh : SA 12345678 S1. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda. Cara untuk menonaktifkan fasilitas SMS keluar, ketik SA (spasi)(password)(spasi)S0. Contoh :SA 12345678 S0. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda. OK demikian tips untuk anda sekalian, apabila anda lagi punya masalah dan sedang bernafsu untuk menyadap SMS dari ponsel seseorang maka andalah yang bertanggungjawab sepenuhnya . Berikut link untuk download aplikasinya silahkan klik disini Untuk mengetahui compatible ponsel yang bisa untuk aplikasi ini silahkan klik disini atau disini
1. Cara mengaktifkan aplikasi ini pada ponsel sasaran dapat dilakukan dengan cara mengirim SMS lewat handphone target dengan mengetik SA(spasi) (password)(spasi)ON. Contoh : SA 12345678 ON. (misalkan anda pura-pura pinjam untuk sms). Kemudian SMS tersebut kirimkan nomor ponsel milik Anda. Untuk menonaktifkan aplikasi caranya dengan ketik SA(spasi) (password)(spasi)OFF. Contoh : SA 12345678 OFF. Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda.
2. Cara untuk meneruskan SMS yang masuk pada kotak masuk sasaran menuju ponsel Anda, caranya dengan mengirim SMS lewat ponsel sasaran dengan mengetik SA(spasi)(password) (spasi)R1. Contoh : SA 12345678 R1. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda. Untuk menonaktifkan fasilitas meneruskan SMS, silahkan ketik SA(spasi)(password)(spasi)R0. Contoh : SA 12345678 R0. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda.
3. Untuk meneruskan SMS yang keluar dari ponsel sasaran menuju ke ponsel Anda, caranya dengan mengirim SMS lewat ponsel sasaran dengan mengetik SA(spasi)(password)(spasi)S1. Contoh : SA 12345678 S1. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda. Cara untuk menonaktifkan fasilitas SMS keluar, ketik SA (spasi)(password)(spasi)S0. Contoh :SA 12345678 S0. Caranya Sama kirim ke SMS ke nomor ponsel Anda. OK demikian tips untuk anda sekalian, apabila anda lagi punya masalah dan sedang bernafsu untuk menyadap SMS dari ponsel seseorang maka andalah yang bertanggungjawab sepenuhnya . Berikut link untuk download aplikasinya silahkan klik disini Untuk mengetahui compatible ponsel yang bisa untuk aplikasi ini silahkan klik disini atau disini
Kamis, 03 Februari 2011
Aplikasi adobe flash player
Pemutar video dgn format .swf .flv atau jika anda mau download dari youtube bisa juga diputar pake aplikasi ini download file dgn format .sis 923.kb
Selasa, 01 Februari 2011
Trik murah internet AXIS
Kalau kamu pakai kartu axis dan kamu sering download dengan kuota yang besar maka paket yang harus kamu pilih adalah paket rp 3000 per hari. Karena dengan paket ini internetan kamu jadi lebih leluasa. Dengan rp 3000 kamu akan dapat 100mb. Bayangkan 100mb. Kamu bisa download apa aja dengan kuota yang besar. Kalau kamu mau download game atau film dengan kuota 5mb maka kamu akan dapat 20 game atau 20 film. Apalagi kalau hp kamu pakai opera versi 5.1 atau symbian 60 beta. Kamu bisa download lebih dari 1 file dlm waktu bersamaan. Cuma kelemahan dari paket ini harus habis dalam waktu 1 hari ( 24 jam ). Kalau tidak habis dalam waktu tsb maka sisa kuota kamu akan hangus. Jadi paket axis yang ini cocok untuk kamu yang hoby download.
Langganan:
Komentar (Atom)